Monthly Archives: September 2010

Warren Buffet, Sage of Omaha

Bila Anda salah satu orang yang gemar bermain saham, pastilah mengenal satu nama yang sudah sangat terkenal di kalangan pialang saham dunia. Namanya bahkan dianggap legenda dan telah menjadi mahaguru di dunia saham. Yah, dialah Warren Buffet. Saking sudah melegenda, pria kelahiran Omaha, Nebraska Amerika ini dijuluki “Sage of Omaha” atau ” Oracle of Omaha” alias seorang peramal dari Omaha. Pria yang sudah berusia 70 tahun lebih ini dianggap sebagai orang yang bisa memprediksikan saham apa saja yang naik, dan saham apa saja yang turun. Kapan harus mengambil, atau kapan harus menjual, semuanya seolah sudah ada dalam “pengetahuannya”. Karena itu, apa yang dikatakan tentang dunia saham, akan selalu diikuti oleh banyak orang.

Tapi, tahukah Anda bahwa Warren Buffet selain dikenal sebagai investor dan pebisnis ulung, juga dikenal sebagai seorang filantrofis sejati? Seorang filantrofis adalah dermawan yang memberikan sebagian penghasilannya untuk kepentingan sosial. Dalam hal ini, Warren benar-benar menjadi seorang yang sangat peduli pada hal-hal yang berbau sosial. Tak tanggung-tanggung, ia mendermakan uang yang tercatat sebagai sumbangan terbesar dalam sejarah, yakni senilai 30 miliar dolar Amerika, kepada Yayasan Bill and Melinda Gates. Ini setara dengan sekitar 80 persenan kekayaan yang dimilikinya saat ini. Dengan sumbangan sebesar itu, bisa dikatakan ia hanya mewariskan sedikit bagian kekayaannya pada ketiga anaknya kelak. Dalam hal ini, Warren mempunyai sebuah ungkapan bijak, “Saya memberikan bagian yang cukup kepada anak-anak saya sehingga mereka merasa bisa melakukan apa saja, namun saya tidak memberikan lebih sehingga mereka merasa tidak harus melakukan sesuatu (untuk mendapatkan yang diinginkannya).”

Inilah bentuk pendidikan kemandirian yang dicontohkan Warren pada kita semua. Yakni, jangan sampai memanjakan anak meski kita hidup berlebihan. Sebab, anak-anak pun sebenarnya punya tanggung jawab masing-masing untuk kehidupannya kelak. Dan, mungkin memang hal ini juga yang pernah ditekankan ayah Warren, Howard Buffet, yang juga seorang pialang saham. Karena itu, sejak usia belasan tahun, Warren yang dikenal sangat cerdas di bidang matematika, sudah mulai mencoba mandiri dengan bermain saham. Kala itu, ia membeli saham Cities Services seharga 38.25 dolar per saham. Dan, ia segera menjualnya saat saham itu naik menjadi 40 dolar. Sebuah keuntungan yang lumayan besar baginya saat itu. Tapi, ia kemudian merasa menyesal,  karena dalam setahun, saham itu sebenarnya mampu mencapai nilai 200 dolar. Maka, sejak saat itulah, ia mendapat pelajaran, bahwa bermain saham harus panjang jangka waktunya. Hal ini pulalah yang dipegang saat ia menjadi raja saham dan membeli Berkshire Hathaway, sebuah unit usaha yang kini telah berhasil dikembangkannya hingga punya anak usaha lebih dari 60 jenis usaha!

Meski kini diklaim sebagai orang terkaya ketiga dunia (Forbes 2007), Warren selalu menekankan pola hidup yang sederhana. Bahkan, sangat sederhana. Betapa tidak. Ia hidup bersahaja dengan hanya tinggal di rumah yang nilainya cuma 31 ribu dolar yang hanya memiliki tiga kamar tidur. Padahal, jika ia mau, dengan kekayaannya Warren bisa membeli beberapa istana sekaligus.

Tak hanya itu. Sampai kini ia pun masih sering menyetir sendiri mobilnya. Bahkan, ketika harus bepergian, ia tidak menggunakan pesawat jet pribadi layaknya konglomerat lain. Padahal, ia memiliki perusahaan rental pesawat jet pribadi sebagai salah satu unit bisnisnya. Selain menerapkan pola hidup sederhana, ia pun menerapkan manajemen yang sangat bersahaja untuk semua bisnisnya. Ia memberi kepercayaan penuh pada semua manajer perusahaannya. Ia hanya menulis sebuah surat setahun sekali ke CEO dari perusahaan-perusahaan tersebut. Isinya tentang tujuan yang harus dicapai oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Ia memberi dua perintah kepada CEO-nya. Peraturan pertama : Jangan sampai merugikan uang pemilik saham. Peraturan kedua: Jangan lupa peraturan nomor satu. Hasilnya? Tidak diragukan lagi. Seperti yang dilihat banyak orang, kekayaannya mencapai 52 miliar dolar lebih. Tapi, itu semua tak menyilaukannya. Ia justru asyik berderma dengan tanpa berusaha memamerkan kekayaannya.

Apa yang dilakukan Warren Buffet memang tak bisa diragukan lagi. Dirinya sudah menjadi legenda yang dihormati sebagai pengusaha bidang saham dan aneka bisnis lainnya. Namun, satu hal yang harus kita contoh, yaitu sikap sederhana dan kedermawanannya. Ia merasa, bahwa apa yang diraihnya akan lebih berguna jika disumbangkan untuk orang-orang yang membutuhkan. Semangat dan keteladanan inilah yang patut kita contoh agar sukses yang kita raih benar-benar dapat memberi manfaat bukan hanya pada diri kita, namun juga bagi orang di sekitar kita.

GRATIS size: 61kB

Tukul Arwana, Pengakuan Untuk Orang Desa

“Saya ini seperti pisau yang jelek tapi diasah terus sehingga bisa jadi tajam,”sebut sesosok pria yang kini enam hari sekali menjumpai pemirsa di stasiun Trans7 melalui program Empat Mata. Mudah ditebak, sosok itu adalah Tukul Arwana. Banyolan yang khas, tepuk tangan ala monyet, bahasa inggris yang kacau, kepolosan dan penampilan konyol yang menjadi trade mark-nya,mampu mengantarkan pria bernama asli Tukul Riyanto ini mencapai puncak keemasannya.

Tukul kini boleh jadi telah menjadi semacam ikon atau simbol orang desa yang mampu ‘menaklukkan’ kota. Pengakuannya sebagai orang kelahiran desa, dengan tingkah laku yang kampungan, slapstik, seakan menjadi simbolisasi kesuksesan yang benar-benar dimulai dari bawah. Maka, tak heran, ia dianggap mampu menjadi representasi kebanyakan orang yang ingin sukses. Inilah yang membuat banyak orang mau antri untuk datang ke acaranya, selain tentu untuk menikmati banyolan-banyolannya.

Perjuangan kelahiran Semarang 16 Oktober 1963 ini memang sangat panjang dan berliku. Untuk mendapatkan kesuksesan seperti saat ini, Tukul harus berjuang dari panggung ke panggung. Menurut pria yang sudah suka melawak di panggung 17 Agustusan sejak kecil ini, proses adalah bagian terpenting dalam hidupnya. “Saya sudah kenyang diremehkan, dicaci, dan dicibir. Saya jalan dari satu kampung ke kampung yang lain, dari satu panggung ke panggung yang lain. Dan inilah yang sekarang saya terima,” kata bapak satu anak yang sering menggambarkan dirinya sebagai hasil dari kristalisasi keringat itu.

Menurut mantan sopir omprengan, kru shooting video, sopir pribadi, dan penyiar radio ini, kunci sukses yang utama pada dirinya adalah menikmati kelemahan dalam diri, dan mengubahnya menjadi berkah. “Makanya saya nikmati saja diolok-olok, dijelek-jelekkan, wong malah itu yang menghidupi saya sekarang.” Selain itu, Tukul juga menyebut sejumlah nama, selain istrinya, yang turut memberi andil pada suksesnya. Beberapa di antaranya yaitu Joko Dewo dan Tony Rastafara yang pertama kali mengajaknya melawak ke Jakarta. Ia juga menyebut Radio Humor SK dan kelompok lawak Srimulat sebagai prosesnya memperkaya materi lawakan. “Saya bisa mencapai ini semua berkat bantuan banyak orang juga,” ujar pria yang kini sering mengundang beberapa orang yang dianggap berjasa pada karirnya, untuk ikut tampil di Empat Mata.

Kini, boleh jadi Tukul telah jadi pelawak paling mahal di Indonesia. Konon, tarifnya sekali manggung mencapai Rp30 juta. Padahal, untuk acara Empat Mata, ia sudah mengantongi kontrak hingga 260 episode. Jika ditotal, plus honor jadi bintang iklan beberapa produk, pendapatannya per tahun miliaran rupiah. Sebuah motor Harley Davidson kini juga menjadi simbol kesuksesan yang sudah diraihnya. Rumahnya pun ada beberapa, sebagian dikontrakkan untuk menambah pundi-pundi simpanan masa tuanya. Bersama mantan majikannya, ia juga berencana untuk membuka restoran.

Namun, mendapat kelimpahan rejeki demikian banyak, Tukul tak melupakan asalnya. Karena itu, demi membantu rekan-rekan sesama pelawak yang belum sukses, ia membelikan beberapa motor untuk dijadikan sarana ojek bagi rekannya. Selain itu, ia menyediakan satu rumah khusus untuk dijadikan tumpangan rekannya selama di Jakarta. Rumah yang dinamai Posko Ojo Lali itu juga dijadikan ajang tukar pikiran dan meramu ide kreatif lawakan. Selain itu, saat ini ia juga ingin merealisasikan sebuah program acara untuk mengakomodasi teman-teman pelawak yang belum berhasil. “Banyak pelawak yang potensial, namun belum terangkat. Saya yang sedang di puncak ingin mereka juga bisa berhasil,” harap Tukul.

Perjuangan Tukul dari nol adalah sebuah gambaran ketekunan dan keuletan yang perlu kita contoh. Keyakinannya yang kuat untuk menjadi pelawak terkenal, ditambah kemauannya belajar banyak hal, telah menjadikannya sebagai ikon orang desa yang bisa menaklukkan kota. Perhatiannya kepada sesama rekan pelawak yang belum sukses juga patut diteladani. Dengan begitu, apapun bentuk kesuksesan yang kita raih, bisa lebih bermakna bagi sesama. 

GRATIS size: 58 kB

Mooryati Soedibyo, Dibalik Sukses Mustika Ratu

Bicara soal kecantikan internasional, ingatan kita pasti akan melayang ke pagelaran Miss Universe. Sebuah kontes kecantikan, yang konon pesertanya adalah yang paling cantik dan cerdas di negerinya – dengan konsepnya, brain, beauty, behavior. Di Indonesia sendiri, ajang ini identik dengan sebuah produk kecantikan Mustika Ratu.

Produk kecantikan tersebut, konon adalah warisan leluhur keraton – asli – yang diturunkan dari nenek moyang kepada para penerusnya. Dan, berkat kepiawaian sosok di balik merek tersebut, produk kecantikan alami ini berhasil mendunia. Bahkan, produk tradisional yang awalnya dipandang sebelah mata, kini justru mendapat tempat utama, sebagai produk alami yang bebas bahan berbahaya.

Adalah Mooryati Soedibyo, tokoh wanita pengusaha yang berada di balik sukses produk Mustika Ratu. Ia berhasil mengangkat kembali warisan tradisional dari lingkungan kerajaan Jawa yang hampir dilupakan orang. Dengan keuletannya, Mooryati berhasil membuat jejamuan dan aneka ramuan khas yang diajarkan neneknya – yang seorang ningrat keraton Solo – menjadi produk kecantikan berkelas.

Tak heran, jika kemudian sejumlah penghargaan berkelas internasional ia terima. Puncaknya, pada tahun 2003 silam, Mooryati mendapat kehormatan terpilih sebagai satu-satunya perempuan yang menjadi finalis “Best of the Best Entrepreneur of the Year 2003 Ernst &Young International”, sebuah kompetisi para pengusaha dunia yang diadakan di Monte Carlo, Monaco. Tentu tak hanya itu. Sebelumnya, sederet penghargaan lain, baik lokal maupun internasional, juga banyak disandangnya.

Itu semua adalah buah kerja keras dari perempuan kelahiran Surakarta 5 Januari 1928 –  yang masih nampak segar di usianya yang hampir menginjak angka 80 tahun – ini. Dengan sepak terjangnya yang tak kenal lelah dalam mengenalkan aneka produk ramuan tradisionalnya, ia seolah sudah bisa dianggap sebagai “pahlawan” pengembang produk asli Indonesia.

Mooryati mengawali usahanya itu sebenarnya bisa dikatakan hanya karena hobi belaka. Sebab, setelah tahun 1956 menikah dan mengikuti suami bertugas ke Sumatera Utara, ia merasa harus mencari kesibukan di tanah rantau. Maka, ia pun kemudian membuat lulur dan jamu yang dibagikan secara gratis kepada para istri sejawat suaminya. Beberapa jamu buatannya kala itu jamu Komajaya, Komaratih, Lulur, Mangir, Parem Lengkap, dibuat untuk membantu ibu-ibu yang berniat menikahkan anak.

Lama-kelamaan, produknya banyak dipesan. Mooryati pun kewalahan. Hingga akhirnya ia memutuskan menjual produk itu, untuk menutupi biaya bahan pembuatan ramuan. Maka, mulai tahun 1973, ia konsentrasi penuh membuat jamu dibantu dua orang teman, dengan modal usaha awal Rp 25.000. Ia memulainya dari industri rumahan, yakni dari garasi rumah. Tak lama, tahun 1975 Mooryati Soedibyo resmi mendirikan PT Mustika Ratu untuk memayungi usaha pembuatan jamunya.

Mustika Ratu awalnya memproduksi lima macam jamu saja. Yaitu Perawatan Wanita, Perawatan Remaja Puteri, Sedet Saliro (pelangsing tubuh), Sepetan Sari (keputihan), Kesepuhan (Menopause), ditambah beberapa macam kosmetik tradisional leluhur, seperti Mangir, Bedak Dingin, dan Air Mawar. Pada tahun 1978 produk-produk Mustika Ratu mulai didistribusikan ke toko-toko, melalui salon-salon kecantikan yang meminta menjadi agen. Dan, memasuki awal tahun 1980-an Mustika Ratu mulai ekspansi mengembangkan jenis-jenis kosmetik tradisional. Masyarakat mulai akrab mengenal dan menggunakan produk-produk kecantikan tradisional keluaran Mustika Ratu, yang gencar dipopulerkan melalui artikel dan konsultasi kecantikan di majalah, serta melalui kegiatan periklanan di media cetak dan elektronik. Selanjutnya, adalah kisah sejarah manis buah perjuangannya. Bahkan, produknya kini sudah merambah sampai ke Malaysia, Singapura, Philipina, Taiwan, Jepang, Timur Tengah, Rusia, Belanda, Mesir, Cina, Australia, Inggris, dan Eropa Timur.

Kini, selain jadi pengusaha, Mooryati juga aktif dalam kegiatan berorganisasi. Terakhir, ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah Jakarta. Dan, melalui Yayasan Puteri Indonesia, ia pun terus mengenalkan kecantikan asli Indonesia, sembari menunjukkan kepedulian sosial melalui program-program kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia.

Sebuah upaya melestarikan budaya bangsa, jika disertai dengan kesungguhan, akan membawa kebaikan. Demikian yang ditunjukkan dari profil Mooryati Soedibyo. Ia mampu membuktikan, bahwa produk Indonesia, tak kalah dengan produk kecantikan dari negara lain. Bahkan, ia pun mampu ikut mengharumkan nama Indonesia di berbagai forum internasional. Dari hal ini, kita dapat mempelajari, bahwa kecintaan dan kebanggaan pada produk negeri, bisa membawa kita pada era kebangkitan bangsa, demi kebaikan bersama.

GRATIS size: 54 kB

Michael Jordan, Pebasket Legendaris

Dunia olahraga mengenal beberapa nama sebagai legendanya masing-masing. Tinju ada Mohammad Ali. Sepakbola ada Pele dan Maradona. Golf ada nama Tiger Woods. Balap F1 ada Michael Schumacher. Dan, di bola basket, ada satu nama yang dianggap paling berpengaruh hingga sekarang, Michael Jordan.

Untuk satu nama terakhir, meski sudah pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya, namun dirinya seolah tak tergantikan. Beberapa nama yang dianggap sebagai the next Jordan-di arena basketball Amerika, NBA-tetap tak bisa menggantikan ketenarannya. Nomor kaosnya-23-hingga kini juga digantung di langit-langit hall of fame sebagai bentuk penghargaan atas prestasinya.

Michael Jordan memang sosok yang sangat komplit. Di dalam lapangan, kemampuannya tak diragukan lagi. Berbagai atraksi menarik disuguhkan saat bertanding. Ia bahkan disebut-sebut bukan lagi sebagai seorang atlet, melainkan sudah menjadi aktor film yang mengundang decak kagum penontonnya. Karena itu, tak heran, kala ia pernah memutuskan pensiun dini-pada tahun 1993-jumlah penonton basket di dunia menurun.

Dunia basket seakan kehilangan ruhnya. Tak urung, komentar yang meminta Jordan kembali ke lapangan terus bergema. Dan, hal itu akhirnya diwujudkan oleh Michael dengan bergabung lagi ke tim Chicago Bulls pada tahun 1995. “Saya mundur karena merasa sudah tak ada tantangan lagi. Dan saya kembali lagi karena saya merasa kini ada tantangan baru,” sebut Jordan dalam sebuah wawancara.

Sosok Jordan memang fenomenal. Jika beberapa orang merasa kurang nyaman saat bertemu dengan halangan dan rintangan, ia justru mencarinya. Misalnya, ketika ia kembali dari pensiunnya, secara tidak langsung, ia menantang pemain basket yang dianggap sebagai penggantinya, Kobe Bryant. Dalam sebuah pertandingan para bintang, ia beraksi mencoba menundukkan juniornya tersebut.

Hal tersebut juga ditunjukkan ketika masa awal kuliah. Karena tak punya tinggi badan yang memadai untuk masuk tim utama, dirinya sempat disingkirkan. Namun, bukannya merasa putus asa, ia terus berlatih sendiri hingga tinggi badannya mencukupi. Meski masih dianggap kurang ideal, ia mampu mencetak skor meyakinkan sehingga akhirnya jadi pilihan utama. “Saya dapat menerima kegagalan, tapi saya tidak dapat menerima jika saya belum mencoba,” sebut Jordan mengungkap rahasia suksesnya.

Tantangan dan halangan memang sering justru jadi penguat dirinya untuk mencapai prestasi. Pernah, ketika ia mulai masuk di tim profesional NBA, karena memunyai prestasi cemerlang, ia justru sempat “dikucilkan” oleh pemain senior. “Saat kita ingin mencapai sesuatu, pasti akan ada halangan. Saya juga menjumpainya seperti juga orang lain. Tapi, seharusnya itu tak perlu menghentikan kita. Seperti saat mendapati tembok, jangan berpikir menyerah, tapi coba lompati dan lewati,” ungkap Jordan. Dengan keyakinan inilah, Jordan mampu mengubah tantangan itu sebagai batu loncatan mencapai sukses yang lebih maksimal.

Kini, nama Jordan sangat lekat sebagai ikon NBA. Tak urung, legenda basket lain seperti Larry Bird pun hingga sampai mengomentari, “Dewa menyamar sebagai Michael Jordan.” Prestasi fenomenalnya membuat ia sering diundang untuk menyemangati banyak orang dalam berbagai bidang. “Saya sudah lebih dari 9000 kali gagal melakukan tembakan. Saya sudah hamper 300 kali kalah dalam pertandingan. Setidaknya, 26 kali saya dipercaya untuk menjadi algojo penentu kemenangan dan saya gagal. Saya gagal terus dan terus dalam hidup saya. Dan, justru karena itulah saya sukses,” sebut Jordan dalam beberapa kali pidatonya.

Prestasi fenomenal Michael Jordan tak diperoleh dalam sekali dua kali latihan. Ia juga sering gagal dalam kariernya. Namun, justru itulah yang menjadikan dia legenda hingga saat ini. Karena, ia tak pernah menyerah pada keterbatasan. Dan bahkan, ia mampu mengubahnya menjadi sebuah kekuatan. Keyakinan, kerja keras, dan ketekunan adalah contoh nyata dari seorang Michael Jordan yang patut kita contoh untuk mencapai sukses sebenarnya.

GRATIS size: 62 kB

Mark Zuckerberg, Millionare termuda

Pernah mendengar situs jaringan pertemanan Friendster? Konon, melalui situs tersebut, banyak orang-orang yang lama tak bersua, bisa kembali bersatu, reunian, dan bahkan berjodoh. Karena itulah, situs pertemanan itu beberapa waktu lalu sempat sangat popular. Karena itu, tak heran jika setelah era suksesnya Friendster, berbagai situs jaringan pertemanan bermunculan. Salah satunya adalah Facebook.

Facebook ini sebenarnya dibuat sebagai situs jaringan pertemanan terbatas pada kalangan kampus pembuatnya, yakni Mark Zuckerberg. Mahasiswa Harvard University tersebut-kala itu-mencoba membuat satu program yang bisa menghubungkan teman-teman satu kampusnya. Karena itulah, nama situs yang digagas oleh Mark adalah Facebook. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu buku yang biasanya berisi daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Pada sejumlah college dan sekolah preparatory di Amerika Serikat, buku ini diberikan kepada mahasiswa atau staf fakultas yang baru agar bisa lebih mengenal orang lain di kampus bersangkutan.

Pada sekitar tahun 2004, Mark yang memang hobi mengotak-atik program pembuatan website berhasil menulis kode orisinal Facebook dari kamar asramanya. Untuk membuat situs ini, ia hanya butuh waktu sekitar dua mingguan. Pria kelahiran Mei 1984 itu lantas mengumumkan situsnya dan menarik rekan-rekannya untuk bergabung. Hanya dalam jangka waktu relatif singkat-sekitar dua minggu-Facebook telah mampu menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai anggota tetap.

Mendapati Facebook mampu menjadi magnet yang kuat untuk menarik banyak orang bergabung, ia memutuskan mengikuti jejak seniornya-Bill Gates-memilih drop out untuk menyeriusi situsnya itu. Bersama tiga rekannya-Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes-Mark kemudian membuka keanggotaan Facebook untuk umum.

Mark ternyata tak sekadar nekad. Ia punya banyak alasan untuk lebih memilih menyeriusi Facebook. Mark dan rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs jaringan pertemanan yang segera melambung namanya, mengikuti tren Friendster yang juga berkembang kala itu. Namun, agar punya nilai lebih, Mark pun mengolah Facebook dengan berbagai fitur tambahan. Dan, sepertinya kelebihan fitur inilah yang membuat Facebook makin digemari. Bayangkan, Ada 9.373 aplikasi yang terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk menyemarakkan halaman Facebook, mulai chat, game, pesan instan, sampai urusan politik dan berbagai hal lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini sangat terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang lebih jelas dibandingkan situs pertemanan lainnya. Hal ini yang membuat orang makin nyaman dengan Facebook untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun mencari kenalan baru di berbagai belahan dunia.

Sejak kemunculan Facebook tahun 2004 silam, anggota terus berkembang pesat. Prosentase kenaikannya melebihi seniornya, Friendster. Situs itu tercatat sudah dikunjungi 60 juta orang dan bahkan Mark Zuckerberg berani menargetkan pada tahun 2008 ini, angka tersebut akan mencapai 200 juta anggota.

Dengan berbagai keunggulan dan jumlah peminat yang luar biasa, Facebook menjadi ‘barang dagangan’ yang sangat laku. Tak heran, raksasa software Microsoft pun tertarik meminangnya. Dan, konon, untuk memiliki saham hanya 1,6 persen saja, Microsoft harus mengeluarkan dana tak kurang dari US$ 240 juta. Ini berarti nilai kapitalisasi saham Facebook bisa mencapai US$15 miliar! Tak heran, Mark kemudian dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri.

Niat Mark Zuckerberg untuk sekadar ‘menyatukan’ komunitas kampusnya dalam sebuah jaringan ternyata berdampak besar. Hal ini telah mengantar pria yang baru berusia 23 tahun ini menjadi miliarder termuda dalam sejarah. Sungguh, kejelian melihat peluang dan niatan baiknya ternyata mampu digabungkan menjadi sebuah nilai tambah yang luar biasa. Ini menjadi contoh bagi kita, bahwa niat baik ditambah perjuangan dan ketekunan dalam menggarap peluang akan melahirkan kesempatan yang dapat mengubah hidup makin bermakna.

GRATIS size: 58 kB